8+ Langkah Cara Membuat Partisi Saat Install Windows 10, Gampang Banget !

  • adminwintekno
  • Jul 09, 2024
8+ Langkah Cara Membuat Partisi Saat Install Windows 10, Gampang Banget !

Cara Membuat Partisi Saat Install Windows 10 – Pernah bingung kenapa partisi hard disk penting saat instalasi Windows 10? Nah, kamu nggak sendirian! Mengatur partisi hard disk dengan benar bisa bikin komputer kamu lebih rapi dan performanya lebih optimal.

Topik ini penting karena banyak dari kita yang sering bingung bagaimana cara yang tepat untuk membuat partisi atau mengatasi masalah-masalah yang sering muncul.

Mulai dari memahami perbedaan MBR dan GPT, menentukan ukuran partisi yang optimal, hingga troubleshooting masalah partisi, semua akan kita bahas di sini.

Daftar Isi [ Tutup ]

Artikel ini akan membantu kamu memahami langkah-langkah yang tepat dalam mengelola partisi hard disk. Dengan pengetahuan ini, kamu bisa menghindari kesalahan umum yang bikin pusing.

Topik ini penting karena pengelolaan partisi yang baik bisa meningkatkan performa sistem dan melindungi data penting. Jadi, simak terus artikel ini, karena kami tahu apa yang kamu butuhkan dan siap membantu dengan solusi yang tepat.

Contents

Pengertian dan Manfaat Partisi dalam Windows 10

Partisi pada hard disk membagi ruang penyimpanan menjadi beberapa bagian logis. Di Windows 10, partisi membantu pengguna mengatur dan mengelola data lebih efektif. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai pengertian dan manfaat partisi ini.

Pengertian Partisi

Partisi hard disk membagi ruang penyimpanan fisik menjadi unit logis terpisah. Setiap partisi memiliki huruf drive sendiri, seperti C:, D:, atau E:. Windows 10 menggunakan struktur partisi yang sesuai dengan jenis firmware komputer, yaitu BIOS dengan Master Boot Record (MBR) atau UEFI dengan GUID Partition Table (GPT).

Manfaat Partisi dalam Windows 10

  1. Organisasi Data yang Lebih Baik
    Partisi memudahkan pengguna memisahkan sistem operasi, program, dan data pribadi ke dalam drive yang berbeda. Ini mempermudah pengelolaan dan pencadangan data.
  2. Peningkatan Kinerja
    Dengan memisahkan sistem operasi dari data lain, kinerja komputer bisa meningkat. Hal ini karena mengurangi fragmentasi dan mempercepat akses ke file sistem.
  3. Kemudahan Pemulihan Sistem
    Jika sistem operasi rusak, partisi terpisah untuk data pribadi memudahkan proses pemulihan tanpa kehilangan data penting.
  4. Dukungan Multi-boot
    Partisi memungkinkan instalasi beberapa sistem operasi pada satu komputer. Pengguna bisa memilih sistem operasi saat startup.
  5. Keamanan Data
    Dengan partisi terpisah, pengguna bisa mengenkripsi partisi data menggunakan BitLocker untuk meningkatkan keamanan.
  6. Manajemen Ruang Penyimpanan
    Partisi membantu mengalokasikan ruang penyimpanan sesuai kebutuhan, seperti menyediakan ruang khusus untuk file sistem, aplikasi, dan data pengguna.
  7. Pemeliharaan Sistem yang Lebih Mudah
    Dengan memisahkan sistem operasi dari data, pengguna bisa melakukan pembaruan atau reinstalasi Windows tanpa mempengaruhi data pribadi.

Namun, membuat terlalu banyak partisi pada drive tunggal bisa mengurangi fleksibilitas penggunaan ruang penyimpanan. Untuk konfigurasi drive tunggal, Microsoft merekomendasikan tidak menggunakan partisi data terpisah untuk menghindari masalah keamanan dan pembaruan sistem.

Persiapan Sebelum Membuat Partisi

Sebelum membuat partisi pada hard disk Windows 10, ada beberapa langkah persiapan penting untuk memastikan proses berjalan lancar dan data tetap aman.

1. Backup Data Penting

Pertama, pastikan Anda membackup semua data penting. Walaupun partisi biasanya aman, risiko kehilangan data tetap ada. Anda bisa menggunakan fitur bawaan Windows 10 seperti File History atau aplikasi backup pihak ketiga.

2. Periksa Kesehatan Hard Disk

Pastikan hard disk dalam kondisi baik sebelum partisi. Gunakan alat bawaan Windows seperti CHKDSK atau aplikasi pihak ketiga untuk memeriksa kesehatan disk dan memperbaiki kesalahan.

3. Defragmentasi Disk

Defragmentasi disk membantu mengoptimalkan ruang dan meningkatkan kinerja. Windows 10 memiliki alat bawaan bernama Optimize Drives untuk melakukan tugas ini.

4. Periksa Ruang Disk yang Tersedia

Pastikan ada cukup ruang kosong untuk membuat partisi baru. Periksa kapasitas disk dan ruang yang tersedia melalui File Explorer atau Disk Management.

5. Persiapkan Media Instalasi Windows

Siapkan media instalasi Windows 10, seperti USB bootable atau DVD, sebagai tindakan pencegahan jika Anda perlu menginstal ulang Windows.

6. Pelajari Jenis Partisi

Pahami perbedaan antara partisi MBR (Master Boot Record) dan GPT (GUID Partition Table). Pilih jenis yang sesuai dengan kebutuhan dan kompatibilitas sistem Anda.

7. Tutup Semua Aplikasi

Sebelum memulai proses partisi, pastikan semua aplikasi yang berjalan sudah ditutup untuk menghindari konflik atau kerusakan data.

8. Pastikan Daya Laptop Mencukupi

Jika menggunakan laptop, pastikan baterai terisi penuh atau terhubung ke sumber daya untuk menghindari gangguan selama proses partisi.

9. Pelajari Alat Partisi

Kenali alat partisi yang akan digunakan, baik itu Disk Management bawaan Windows atau aplikasi pihak ketiga seperti EaseUS Partition Master atau AOMEI Partition Assistant.

10. Rencanakan Struktur Partisi

Tentukan jumlah partisi yang Anda butuhkan dan ukurannya masing-masing. Pertimbangkan kebutuhan untuk sistem operasi, data, dan backup.

Langkah-langkah Membuat Partisi Saat Instalasi Windows 10

Membuat partisi saat instalasi Windows 10 bisa jadi mudah jika mengikuti langkah-langkah berikut. Ini dia panduan detailnya:

1. Mulai Proses Instalasi Windows 10

  • Masukkan media instalasi Windows 10 (bisa USB atau DVD) ke komputer.
  • Nyalakan komputer dan boot dari media instalasi tersebut.
  • Pilih bahasa, zona waktu, dan pengaturan keyboard, lalu klik “Next”.

2. Pilih Opsi Instalasi Kustom

  • Di layar “Install Windows”, klik “Install Now”.
  • Jika diminta, masukkan product key atau pilih “I don’t have a product key” untuk melanjutkan.
  • Pilih versi Windows 10 yang ingin diinstal.
  • Ketika muncul pilihan “Which type of installation do you want?”, pilih “Custom: Install Windows only (advanced)”.

3. Masuk ke Manajemen Partisi

  • Anda akan melihat layar “Where do you want to install Windows?” yang menampilkan drive dan partisi yang ada.

4. Hapus Partisi yang Ada (Opsional)

  • Jika ingin menghapus semua partisi yang ada, pilih setiap partisi dan klik “Delete”.
  • PERINGATAN: Langkah ini akan menghapus semua data di drive tersebut.

5. Buat Partisi Baru

  • Pilih ruang yang tidak dialokasikan (unallocated space).
  • Klik tombol “New” untuk membuat partisi baru.
  • Masukkan ukuran partisi yang diinginkan dalam megabyte (MB). Misalnya, untuk partisi 50 GB, masukkan 51200 MB.
  • Klik “Apply” untuk membuat partisi.

6. Buat Partisi Tambahan (Opsional)

  • Jika masih ada ruang yang tidak dialokasikan dan Anda ingin membuat partisi tambahan, ulangi langkah di atas.
  • Anda bisa membuat beberapa partisi sesuai kebutuhan, misalnya satu untuk sistem (C:) dan satu untuk data (D:).

7. Pilih Partisi untuk Instalasi Windows

  • Setelah membuat partisi, pilih partisi di mana Anda ingin menginstal Windows (biasanya partisi pertama atau C:).
  • Klik “Next” untuk melanjutkan instalasi.

8. Lanjutkan Proses Instalasi

  • Windows akan mulai proses instalasi pada partisi yang dipilih.
  • Ikuti petunjuk di layar untuk menyelesaikan instalasi Windows 10.

Penting diingat, membuat partisi saat instalasi Windows 10 akan menghapus semua data yang ada di drive tersebut. Pastikan Anda sudah membackup data penting sebelum memulai proses ini. Juga, pastikan partisi sistem (C:) memiliki ruang yang cukup, biasanya minimal 100 GB, untuk Windows dan aplikasi.

Memahami Perbedaan MBR dan GPT

MBR (Master Boot Record) dan GPT (GUID Partition Table) adalah dua skema partisi yang digunakan untuk mengatur cara data disimpan dan diakses pada hard drive dan SSD. Memahami perbedaan antara keduanya penting, terutama saat menginstal atau mengganti hard disk. Berikut penjelasan lebih detail mengenai perbedaan utama antara MBR dan GPT:

Kapasitas Partisi

  • MBR: Menggunakan format 32-bit, hanya bisa mengatur partisi hingga 2 TB. Ini berarti setiap partisi tidak bisa lebih besar dari 2 TB.
  • GPT: Menggunakan format 64-bit, memungkinkan partisi jauh lebih besar, hingga 9,4 zettabyte (ZB) atau sekitar 9,4 miliar TB.

Jumlah Partisi

  • MBR: Mendukung maksimal 4 partisi utama. Jika butuh lebih banyak, harus menggunakan partisi extended.
  • GPT: Dapat membuat hingga 128 partisi utama tanpa perlu partisi extended.

Kompatibilitas Sistem Operasi

  • MBR: Kompatibel dengan hampir semua sistem operasi, termasuk versi Windows lama, Linux, dan MacOS.
  • GPT: Hanya didukung oleh sistem operasi 64-bit, seperti Windows 7 dan yang lebih baru, serta Linux dan MacOS terbaru.

Keamanan dan Integritas Data

  • MBR: Tidak memiliki fitur keamanan khusus untuk melindungi integritas data.
  • GPT: Menggunakan checksum untuk mendeteksi kesalahan atau kerusakan pada partisi. Juga memiliki backup header partisi untuk pemulihan data.

Efisiensi Ruang

  • MBR: Menggunakan tiga entri partisi untuk menyimpan informasi.
  • GPT: Hanya menggunakan satu entri, sehingga lebih efisien dalam penggunaan ruang disk, terutama untuk partisi kecil.

Kompatibilitas dengan Firmware

  • MBR: Umumnya digunakan dengan sistem BIOS tradisional.
  • GPT: Dirancang untuk bekerja dengan sistem UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) yang lebih modern.

Kecepatan Booting

  • MBR: Cenderung memiliki kecepatan booting yang lebih lambat.
  • GPT: Umumnya menawarkan kecepatan booting yang lebih cepat, terutama ketika digunakan dengan sistem UEFI.

Pemilihan antara MBR dan GPT tergantung pada kebutuhan dan kompatibilitas perangkat. Untuk sistem modern dengan kapasitas penyimpanan besar dan fitur keamanan yang lebih baik, GPT adalah pilihan yang lebih direkomendasikan. Namun, untuk kompatibilitas dengan sistem lama atau perangkat keras tertentu, MBR mungkin masih diperlukan.

Tips Menentukan Ukuran Partisi yang Optimal

Menentukan ukuran partisi yang optimal untuk Windows 10 sangat penting untuk menjaga kinerja dan pengelolaan penyimpanan komputer Anda tetap optimal. Berikut beberapa tips yang bisa membantu Anda menentukan ukuran partisi yang ideal:

Partisi Sistem (C:)

  • Microsoft merekomendasikan minimal 20 GB untuk Windows 10. Namun, untuk penggunaan jangka panjang dan kinerja yang lebih baik, sebaiknya sediakan setidaknya 100-150 GB.
  • Jika Anda sering menggunakan aplikasi berat atau game, pertimbangkan untuk menyediakan ruang lebih besar, sekitar 200-250 GB.

Partisi Data (D: atau lainnya)

  • Alokasikan sisa ruang hard disk untuk partisi data, tempat Anda menyimpan dokumen, multimedia, dan file lainnya.
  • Jika Anda menggunakan SSD, hindari membuat terlalu banyak partisi untuk menjaga kinerja tetap optimal.

Partisi Recovery

  • Windows 10 biasanya membuat partisi recovery secara otomatis. Ukuran minimal yang direkomendasikan adalah 300 MB, tetapi 500 MB hingga 1 GB lebih ideal untuk mengakomodasi pembaruan di masa depan.

Pertimbangkan Kebutuhan Khusus

  • Jika menggunakan aplikasi yang memerlukan banyak ruang, seperti editing video atau desain grafis, alokasikan lebih banyak ruang untuk partisi sistem.
  • Untuk pengguna umum, rasio 1:3 atau 1:4 antara partisi sistem dan data bisa menjadi pilihan yang baik.

Fleksibilitas untuk Masa Depan

  • Sisakan ruang ekstra pada partisi sistem untuk pembaruan Windows dan instalasi aplikasi baru.
  • Jika menggunakan SSD berkapasitas 500 GB atau lebih, pertimbangkan untuk tidak mempartisi dan menggunakan sebagai drive tunggal untuk kemudahan manajemen.

Gunakan Tools Bawaan Windows

  • Manfaatkan Disk Management di Windows 10 untuk membuat, menghapus, atau mengubah ukuran partisi tanpa kehilangan data.

Backup Sebelum Partisi

  • Selalu lakukan backup data penting sebelum melakukan perubahan pada partisi untuk menghindari kehilangan data.

Pertimbangkan Jenis Penyimpanan

  • Untuk SSD, partisi tunggal sering kali lebih efisien, sementara untuk HDD, beberapa partisi bisa membantu mengorganisasi data.

Setiap pengguna memiliki kebutuhan yang berbeda, jadi pertimbangkan kebutuhan spesifik Anda, jenis penyimpanan yang digunakan, dan rencana penggunaan jangka panjang saat menentukan ukuran partisi. Dengan perencanaan yang baik, Anda bisa mengoptimalkan penggunaan ruang penyimpanan dan meningkatkan efisiensi sistem komputer Anda.

Troubleshooting dan Solusi Masalah Umum dalam Partisi

Mengelola partisi hard disk kadang bisa bikin pusing karena beberapa masalah sering muncul. Yuk, kita bahas masalah umum dan cara mengatasinya.

Partisi Tidak Terdeteksi

Penyebab:

  • Kabel longgar
  • Driver rusak
  • Kerusakan fisik hard disk

Solusi:

  • Cek koneksi kabel hard disk.
  • Perbarui driver hard disk.
  • Jalankan pemeriksaan disk dengan CHKDSK.
  • Jika masalah terus terjadi, mungkin perlu mengganti hard disk.

Error “Windows Cannot Be Installed to This Disk”

Penyebab:

  • Disk menggunakan partisi MBR pada sistem UEFI.

Solusi:

  • Konversi disk dari MBR ke GPT pakai Diskpart:
    1. Buka Command Prompt saat instalasi (Shift + F10).
    2. Ketik “diskpart” dan tekan Enter.
    3. Ketik “list disk” dan pilih disk yang tepat.
    4. Ketik “clean” lalu “convert gpt”.

Tidak Dapat Membuat Partisi Baru

Penyebab:

  • Ruang disk tidak cukup atau batasan jumlah partisi tercapai.

Solusi:

  • Hapus partisi yang tidak diperlukan.
  • Gunakan alat partisi pihak ketiga seperti EaseUS Partition Master.
  • Pertimbangkan menggunakan volume dinamis jika memakai Windows Pro atau lebih tinggi.

Partisi Hilang Setelah Upgrade Windows

Penyebab:

  • Perubahan struktur partisi saat upgrade.

Solusi:

  • Gunakan software pemulihan partisi seperti EaseUS Data Recovery Wizard.
  • Coba opsi “Scan for hardware changes” di Device Manager.
  • Jika partisi masih terlihat di Disk Management, coba assign drive letter.

Error “The Selected Partition Was Created by Windows and Might Contain Data”

Penyebab:

  • Partisi mungkin berisi data penting atau sistem.

Solusi:

  • Backup data penting dulu.
  • Jika yakin partisi kosong, gunakan Diskpart untuk menghapus partisi:
    1. Buka Command Prompt sebagai administrator.
    2. Ketik “diskpart” > “list disk” > “select disk X” > “list partition” > “select partition Y” > “delete partition”.

Partisi Sistem Terlalu Kecil

Penyebab:

  • Partisi sistem (biasanya C:) tidak punya cukup ruang untuk pembaruan Windows.

Solusi:

  • Gunakan Disk Management untuk memperluas partisi jika ada unallocated space di sebelahnya.
  • Jika tidak ada unallocated space, gunakan alat pihak ketiga seperti AOMEI Partition Assistant untuk mengubah ukuran partisi tanpa kehilangan data.

Selalu backup data penting sebelum mengubah partisi disk. Jika ragu, konsultasikan dengan profesional IT untuk menghindari risiko kehilangan data.

Kesimpulan

Mengelola partisi hard disk di Windows 10 memang menantang, tapi dengan pengetahuan yang tepat, kamu bisa melakukannya dengan mudah. Kita telah membahas berbagai masalah umum seperti partisi tidak terdeteksi, error saat instalasi, hingga partisi hilang setelah upgrade. Solusi yang diberikan bisa membantu kamu mengatasi masalah-masalah ini dan menjaga komputer tetap berjalan lancar.

Jangan lupa selalu backup data sebelum melakukan perubahan pada partisi untuk menghindari kehilangan data. Pengelolaan partisi yang baik bisa meningkatkan performa sistem dan melindungi data penting kamu. Terima kasih telah membaca, dan jangan lupa cek artikel lainnya di Wintekno.com untuk tips dan trik menarik lainnya.

FAQ

Apakah partisi dapat mempengaruhi kinerja komputer?

Ya, partisi yang dikelola dengan baik bisa meningkatkan kinerja komputer. Memisahkan sistem operasi dan data bisa mempercepat akses file dan mengurangi fragmentasi.

Bagaimana cara mengetahui jenis partisi yang digunakan (MBR atau GPT)?

Kamu bisa cek jenis partisi melalui Disk Management di Windows. Klik kanan pada disk yang ingin diperiksa, lalu pilih “Properties” dan lihat di tab “Volumes”.

Apakah aman mengubah partisi dari MBR ke GPT?

Aman jika dilakukan dengan benar. Namun, mengubah partisi akan menghapus semua data di drive tersebut. Pastikan untuk membackup data penting sebelum melakukannya.

Bisakah saya mengembalikan partisi yang hilang setelah upgrade Windows?

Ya, kamu bisa menggunakan software pemulihan partisi atau mencoba opsi “Scan for hardware changes” di Device Manager untuk mengembalikan partisi yang hilang.

Mengapa partisi recovery penting?

Partisi recovery memungkinkan kamu untuk memulihkan sistem jika terjadi masalah besar. Ini penting untuk menjaga data dan sistem operasi tetap aman.

Post Terkait :

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *